Riyonif Satgra RK, atlet cilik Paralayang dari Taeh Bukik, Limapuluh Kota, santri kelas 7 (satu) tingkat Tsanawiyah di Ponpes Ma'arif Assa'adiyah Batu Nan Limo Payakumbuh |
Sarilamak - Ma'arif Assa'adiyah - Tidak disangka, Riyonif Satria RK (12 tahun), da'i cilik santri kelas 7 (tingkat satu) Tsanawiyah di Ponpes Ma'arif Assa'adiyah Batu Nan Limo, adalah seorang atlet Paralayang. Informasi ini didapatkan redaksi ketika bincang-bincang santai dengannya di rumah Ustadz Malin Parmato di Sarilamak pada Jumat (22/11/2024).
Didampingi oleh Pimpinan Ponpes Ma'arif Assa'adiyah, K.H. Sudirman Syair DSP, dan seorang santri senior, Farhan, Yonif menceritakan bahwa ia baru saja pulang setelah memberikan taushiyah singkat di hadapan warga LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak) Kelas II Tanjung Pati. Ketika itu adalah jadwal khatib Jumat Pimpinan Ponpes Ma'arif Assa'adiyah, K.H. Sudirman Syair DSP. Setelah pelaksanaan Shalat Jumat, pimpinan pondok (yang juga kakek dari ibu Yonif) meminta sedikit waktu kepada Sipir LP untuk menampilkan kebolehan Yonif dalam berpidato.
K.H. Sudirman Syair mengatakan bahwa Yonif adalah cicitnya dari Pogang, Taeh Bukik. Ibunya adalah cucu K.H. Sudirman. Ia sangat berbakat dalam berpidato, insyaAllah Ramadhan nanti sudah bisa turun memberi taushiyah mengisi kegiatan Ramadhan.
Yonif (kiri) bersama Farhan (kanan) dan Kakek buyutnya K.H. Sudirman Syair (tengah). |
Yonif bercerita bahwa ia adalah atlet Paralayang. Kakaknya, Amora (15 tahun), juga seorang atlet paralayang. Bersama para atlet lainnya, mereka dilatih menjadi pilot di Bukik Bungsu Taeh Bukik, Kabupaten Limapuluh Kota, oleh pelatih Paralayang kenamaan, Dodo Yudakusumah Koerdi, dari Payakumbuh.
Awal belajar terbang, Yonif terbang tandem dulu dengan seniornya, Rira Nurhakim, sebanyak dua kali. Setelah itu, ia diizinkan terbang sendiri. Sampai sekarang, ia sudah terbang sendiri sebanyak lima kali dengan rata-rata waktu selama 30 menit. Namun, ia belum memiliki lisensi terbang PL 1 atau basic karena belum cukup umur.
Yonif sudah memiliki parasut sendiri, yang dibelikan oleh sang ayah, Serda Rafika, yang bertugas sebagai Babinsa di Koramil Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota.
Paralayang Taeh Bukik - photo: Jonny Indra SSos MSi |
Yonif mengaku senang bisa terbang. Baginya, ini adalah olahraga bersenang-senang sambil menyaksikan keindahan alam yang diciptakan Allah SWT. Namun demikian, ia juga mengaku kadang merasa takut ketika terbang, seperti takut diseret angin kencang atau disedot awan hitam. Alhamdulillah, sampai sekarang belum pernah mengalami kejadian tersebut.
Pimpinan Ponpes Ma'arif Assa'adiyah, K.H. Sudirman Syair, menyatakan, "Ini adalah jasa dari Pak Alis Marajo periode kedua menjadi Bupati, sehingga ada orang Taeh Bukit yang juara 1 tingkat internasional dan ada juga juara pada PON di Aceh kemarin."
"Terbang layang ini memang suatu hobi yang mengejutkan. Jika juara, banyak hadiahnya, bisa ratusan juta rupiah," tambahnya.
"Saya, atas nama pimpinan pondok, karena Yonif adalah salah seorang santri dari Ponpes Ma'arif Assa'adiyah, merasa salut dan mengucapkan selamat kepadanya. Ini juga atas jasa orang tuanya yang telah mendorong anaknya ini. Ayahnya sangat berjasa dalam mendidik dan menyalurkan minat dan bakat anak-anaknya, sehingga dua orang anaknya menjadi atlet paralayang, Yonif dan kakaknya Amora," tutup K.H. Sudirman Syair. (Humas)
Pendaftaran Santri Baru sudah dibuka, ayo daftar! Klik disini
0 Komentar